ads

Mekkah Mean Time Tinggal Tunggu Waktu


Mekkah Mean Time
Tinggal Tunggu
Waktu

Kepala Pusat
Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi,
dan Metrologi LIPI Mego Pinandito
mengatakan, wacana
pemindahan titik standar waktu
dari kota Greenwich atau
Greenwich Mean Time (GMT) ke
kota Mekkah yang disebut Mekkah
Mean Time (MMT) kemungkinan
hanya menggeser waktu di
Indonesia.

"Kalau hanya perpindahan waktu
yang dipindah dari Greenwich ke
Mekkah kemungkinan hanya
menggeser waktu di Indonesia
saja. Yang tadinya +7 jam GMT
untuk WIB, berubah jadi +4 jam
MMT," katanya, Senin (16/8/2010),
saat dihubungi Kompas.com.

Perubahan waktu ini akan
berdampak besar pada aktivitas
masyarakat sehari-hari, mulai dari
kegiatan ekonomi, telekomunikasi,
hingga penerbangan
internasional. Mego melanjutkan,
penetapan MMT ini juga belum
jelas konsepnya. Apakah yang
diganti hanya patokan waktu
ataukah garis bujur ditarik jadi nol
derajat berada di kota Mekkah.

"Kita lihat dulu konsepnya seperti
apa. Kalau sampai menarik bujur
nol derajat, tentu posisi
astronomis negara berubah
semua. Peta tentu akan berubah,"
ujarnya.
Akan tetapi, menurutnya,
ketetapan MMT oleh pemerintahan
Arab Saudi ini harus didukung
dunia internasional, tidak bisa
bersifat parsial, atau hanya
disetujui sebagian negara saja.

"Semua negara harus sepakat,
seperti dengan GMT. Dengan
begitu, barulah konsep ini bisa
jalan, tidak bisa parsial,"
ungkapnya.

Pemerintahan Arab Saudi kini
tengah membangun sebuah jam
raksasa di pusat kota Mekkah,
tepatnya di puncak Menara Abraj-
Al Bait. Menara jam ini dikabarkan
lima kali lebih besar dari menara
jam Big Ben di Inggris. Selain itu,
pembangunan menara raksasa
tersebut juga merupakan langkah
pemerintahan Arab Saudi dalam
mewujudkan ambisi mengubah
pusat waktu dunia dari Greenwich
ke Mekkah.

Arab Saudi mengklaim bahwa
kota suci Mekkah sebagai pusat
episentrum dunia bahwa tidak
ada kekuatan magnetik di kota ini.

Akan tetapi, wacana MMT ini
bukan perkara mudah karena
harus mengubah paradigma
dunia internasional yang sudah
126 tahun menggunakan standar
waktu GMT.

Penulis: Sabrina Asril Editor:
Marcus Suprihadi

Sumber: kompas.com

Post a Comment

0 Comments